Mulai Pengembangan Diri Sejak Dini

8 hal ini yang akan mengubah hidup selamanya.

Donny Setiawan
6 min readMay 17, 2024

1. KONTROL MEDIA SOSIAL

Foto oleh Erik Lucatero via Unsplash

Media sosial memungkinkan saya untuk sulit melepas. Selalu tak cukup tekad untuk mengontrolnya dan justru kemungkinan besar sayalah yang akan dikontrol media sosial. Salah satu pemicu buruk media sosial yang paling sering dikenal adalah kecanduan, takut ketinggalan (fear of missing out), dan sebagainya.

Anak muda mungkin biasa menggunakan media sosial untuk berusaha mengenal orang baru, seperti kenalan baru, teman baru, atau pujaan hati yang baru. Tidak heran kalau media sosial saya juga gunakan untuk stalking yang bisa menghabiskan waktu.

Membuang waktu itu tak terasa. Hingga pada akhirnya saya menjadi lupa waktu karena begitu banyaknya konten di media sosial yang memungkinkan saya, secara sadar-tidak sadar, termakan informasi simpang-siur yang kemudian tidak dapat dikontrol. Juga foto-foto yang disebarkan oleh penggunanya tak mungkin saya ikuti semua — kecuali anak muda yang memiliki keahlian khusus dalam stalking.

Baru-baru ini saya memutuskan untuk menggunakan media sosial — seperti Intagram — sebagai sekedar alat penyaluran tulisan yang saya tulis. Konten-konten yang banyak diterbitkan di berbagai platform saya jadikan dalam satu media sosial.

Tak lebih media sosial menjadi sarana komunikasi terhadap orang-orang kenalan lama, atau teman yang cukup dekat, sehingga meminimalisir kurangnya komunikasi dua belah pihak.

Diperlukan kebijaksaan dalam mengontrol media sosial. Salah satunya mungkin bisa dibatasi penggunaannya, baik durasi maupun waktu tertentu.

2. MENULIS JURNAL

Foto oleh devn via Unsplash

Menginjak usia 25 tahun ini menyadarkan saya untuk segera bisa mengekspresikan emosi secara ekplisit. Dengan menulis jurnal memungkinkan saya untuk berusaha agar dapat menguraikan perasaan, seperti perasaan bahagia, senang, ataupun sedih.

Dengan seringnya saya menulis jurnal minimal satu kali dalam sehari, bukan tidak mungkin melatih saya untuk lebih bisa merefleksikan diri demi keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Menulis jurnal juga bisa digunakan sebagai waktu untuk meditasi. Di mana waktu dihabiskan untuk diri sendiri, yang juga keluar dari diri sendiri.

Kegiatan menulis jurnal saya lakukan dengan menggunakan tulis tangan. Karena bukan hanya untuk hal-hal di atas saja tujuan utama saya, melainkan juga untuk melatih keterampilan penulisan manual, seperti tulis tangan, yang mungkin sudah jarang dilakukan karena banyaknya alat alternatif lain, seperti keyboard.

3. OLAHRAGA

Foto oleh Dulcey Lima via Unsplash

Begitu senangnya ketika saya baru pertama kali mencatat rekor lari dengan jarak tempuh lima kilometer. Perasaan senang itu, walaupun sudah bukan pertama kali saat ini, tetap saya rasakan setiap saya lari atau jogging.

Berlari juga memungkinkan untuk masuk ke mode meditasi, karena kondisi saya ketika lari benar-benar menjauhi dari segala keriuhan hiruk-pikuk segala hal yang sifatnya diburu-buru.

Olahraga saya jadikan sebagai ajang untuk mengenal kapasitas diri. Ketika saya lari, saya juga mengukur seberapa besar kapasitas tampung paru-paru dalam menjaga oksigen saat berlari.

Olahraga kardio yang biasa saya lakukan adalah lari atau jogging santai di saat sore hari. Olahraga kardio lainnya yang saya lakukan untuk melatih kemampuan fisik bagian lain, yaitu seperti bermain basket.

Untuk olahraga berat yang kebanyakan bisa dilakukan di rumah, seperti push ups (melatih lengan), crunches (melatih perut), sit ups (melatih paha), lunges (melatih kaki), pull ups (melatih bahu dan dada), dan gerakan lainnya, melatih dan menjaga kekuatan fisik dan juga menjadi penyeimbang dari kardio.

4. MERAWAT DIRI

Foto oleh The Nix Company via Unsplash

Skincaring atau merawat kulit merupakan kebiasaan yang saya lakukan sekarang. Karena tidak lain untuk merawat penampilan diri serta menjaga kepercayaan diri apalagi sebagai seorang pria. Hal-hal yang paling basic saya lakukan dalam perawatan kulit tak lain, seperti rajin mencuci wajah, menggunakan pelembab, atau penggunaan sunscreen.

Tak hanya itu, merawat pikiran juga merupakan faktor yang bisa merawat penampilan fisik. Kalau sedang lelah, lebih baik beristirahat untuk menghindari wajah dari penuaan dini. Terlebih lebih memperhatikan waktu jam tidur agar tidak terlalu larut.

5. MENGERJAKAN TUGAS

Foto oleh Bench Accounting via Unsplash

Bekerja atau mengerjakan tugas tanpa adanya gangguan (working in-depth), seperti notifikasi ponsel ataupun kegiatan yang dapat mengurangi fokus dalam mengerjakan sesuatu, merupakan target ke depan pencapaian saya. Terkadang isi kepala juga dapat masuk ke kategori tersebut.

Ketika menulis tentu saja membutuhkan fokus. Untuk menerbitkan tulisan bagus, tentu memerlukan kualitas. Sementara kualitas dihasilkan dari seberapa mendalam proses penulisan.

Terkadang saya mengerjakan satu tugas, namun juga sambil mengerjakan tugas lain. Multi-tasking memang dibutuhkan dalam era digitalisasi saat ini tapi kalau dikerjakan setengah-setengah, hasilnya juga tidak akan maksimal.

6. HOBI

Foto oleh Jan Kopřiva via Unsplash

Sejak kecil saya suka sekali dengan menggambar. Ya, walaupun masih banyak kekurangannya, namun saya tetap untuk melakukan hal yang saya sukai itu sejak kecil. Dewasa ini saya berusaha kembali untuk membangun jembatan yang dulu terputus karena faktor perkembangan usia.

Walaupun mimpi saya menjadi pelukis telah sirna, namun kegilaan saya terhadap seni tak pernah padam. Beberapa waktu, terkadang, saya tetap harus membuat suatu melalui bentuk karya lukis — karena saya tidak mau lepas dari jembatan semasa saya masih bersekolah dulu.

7. BELAJAR

Foto oleh matthew Feeney via Unsplash

Tidak peduli seberapa banyak buku yang telah saya baca belakang ini. Kalaupun tidak ada satu-dua jenis buku yang membahas tentang pengetahuan dasar mengenai disiplin ilmu, untuk apa?

Selama ini saya berusaha untuk dapat membaca hal-hal yang masih berkaitan dengan topik: skil menulis, fiksi (baik fiksi klasik, favorit, maupun kontemporer), pengembangan diri, dan sains umum.

Membaca tanpa diiringi diskusi menurut saya seperti makan tanpa minum. Meski saat ini masih minim untuk dapat berdiskusi mengenai hal yang saya baca, sekaligus sangat sedikit orang terdekat yang juga memiliki minat yang sama, namun saya tetap berusaha untuk memberi output tentang apa saja yang saya baca, baik itu bentuk tulisan, rekaman suara, maupun video.

Sebab manusia adalah makhluk sosial, tidak lepas dari empat faktor dasar kebahasaan manusia: berbicara, menulis, mendengar, dan membaca. Maka dengan adanya diskusi saya berharap dapat menambahkan kemampuan saya dalam berkomunikasi, karena komunikasi itu penting di masa sekarang.

8. IBADAH

Foto oleh Imad Alassiry via Unsplash

Sebagai pribadi yang beragama tentu mendalami ibadah sangatlah penting, bagi kesehatan rohani agar tetap terjaganya iman atau kepercayaan.

Sering saya melalaikan kewajiban saya untuk melaksanakan ibadah. Meski begitu, saat ini saya masih berjuang untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Dengan membaca kembali kitab suci, menghayati bacaan, dan mengenal arti bacaan, baik doa ketika shalat maupun ayat al-quran yang terkadung.

FOKUS HIDUP UNTUK HARI INI

Pada akhirnya, segala perbuatan yang dilakukan hari ini kalau dilakukan sekedar untuk mengharapkan sesuatu — seperti imbalan kebaikan — pastilah akan sia-sia dan menimbulkan rasa lelah.

Lakukan saja apa yang ingin dilakukan. Dan jangan lupa untuk menerima dan merasa cukup.

Terima diri sendiri dengan segala kekurangannya, apapun itu: tidak memiliki teman, pacar, pekerjaan, kesepian, sendiri, takut, khawatir, dan apapun itu. Peluk erat segala emosi yang ada — itu karunia yang Tuhan berikan.***

--

--

Donny Setiawan

Penggemar Bahasa, Sastra, dan Seni. | Language and Art enthusiast.