Kenapa Orang Prancis Gemar menggunakan ‘-Ng’
Stereotip pelajar baru bahasa Prancis.
Belajar bahasa Prancis itu kata orang susah. Mungkin itu ada benarnya. Kenapa? Mungkin karena ada beberapa kondisi tertentu yang secara penggunaannya dalam bahasa Prancis dikecualikan.
Hal itu pun saya temui ketika saya memutuskan untuk berani mulai belajar bahasa Prancis. Dalam prosesnya, ternyata saya menemukan, bahwa belajar bahasa Prancis itu ‘susah-susah mudah’ (agak sulit).
Bagian mudahnya, belajar bahasa Prancis tak berbeda jauh dari belajar bahasa Inggris. Persamaan itu terdapat pada penggunaan kata preposisi, yang sama persis, seperti halnya bahasa Inggris. Misalnya:
Je suis Thomas. (dibaca: ze sui Thoma’) dalam bahasa Prancis.
I am Thomas. Dalam bahasa Inggris.
Je: dalam bahasa Inggris I atau Saya dalam bahasa Indonesia. Suis: dalam bahasa Inggris is atau adalah dalam bahasa Indonesia.
Di sini, saya belum mendapat kesulitan dalam belajar bahasa Prancis karena saya hanya menggunakan struktur gramatikal yang sama persis seperti pada bahasa Inggris.
Kemudian ‘pekerjaan rumah’ saya hanya menyandingkan I dan am dengan Je dan Suis dalam kepala saya dengan makna yang sama.
KOSAKATA BARU
Pelajaran pertama yang harus saya kuasai ketika baru belajar bahasa Prancis yaitu membiasakan diri dalam menambah kosakata baru.
Kata Tu selalu saya sandingkan dengan kata You dalam bahasa Inggris. Awalnya, memang agak aneh karena mengubah ingatan awalan huruf Y dari you (dalam bahasa Inggris) menjadi huruf T dari tu (dalam bahasa Prancis).
MASKULIN DAN FEMINIM
Penggunaan maskulin dan feminim tidak terdapat dalam bahasa Inggris. Awalnya saya agak sangsi terhadap kemampuan saya dalam menggunakan atau membedakan kategori tersebut dalam bahasa Prancis.
Kategori ini biasanya juga dipakai oleh bahasa-bahasa jermanik lainnya.
Un. (a). maskulin.
Une. (un). feminim.
un homme. (a nom). maskulin. (a Man dalam bahasa Inggris).
une femme. (un fam). feminim. (a Women dalam bahasa Inggris).
Un artinya bisa ‘sebuah’ atau ‘seorang’ digunakan jika penutur adalah seorang pria.
Une yang artinya sama, digunakan jika penutur adalah seorang perempuan.
Indikator yang membedakan kalimat yang merupakan feminim dengan maskulin adalah penggunaan penambahan akhiran e pada akhir katanya (seperti contoh di atas).
KALIMAT SAMA, PENGGUNAAN BERBEDA
Ada yang unik sekaligus hal yang baru bagi saya ketika belajar bahasa Prancis. Yaitu penggunaan kalimat yang sama namun juga dapat digunakan pada situasi berbeda. Kalimat-kalimat itu adalah:
ça va. (sa va). How’s it going dalam bahasa Inggris; atau Apa kabar dalam bahasa Indonesia.
ça va bisa digunakan dalam dua fungsi, yaitu pertanyaan dan pernyataan. Misalnya:
ça va?. (sa va). How’s it going? pertanyaan dalam bahasa Inggris.
ça va. (sa va). Fine. It’s okay. Alright. pernyataan dalam bahasa Inggris.
Salut! (salu). Hai atau Hi dalam bahasa Inggris.
Salut! (salu). Dadah atau Bye dalam bahasa Inggris.
Kedua Salut! di atas merupakan sebuah pernyataan, namun keduanya dapat digunakan dalam situasi sapaan awal maupun akhir pertemuan.
TATA KRAMA TUTURAN
Dalam bahasa Prancis juga dikenal istilah penggunaan kalimat sesuai keadaan si penutur. Jika dihadapkan situasi formal, seperti dalam lingkungan akademik, penutur juga mengubah tata kalimat menjadi lebih sopan. Seperti:
Tu (You) sebagai bentuk non-formal diubah menjadi Vous (You) untuk menjadi formal.
Comment vas-tu. (kumong va tu). How are you dalam bahasa inggris diubah menjadi lebih sopan. Keadaan ini digunakan baik dalam lingkungan formal, kepada orang tak dikenal, maupun yang lebih tua, menjadi Comment Allez-vous. (kumong tale vu).
Juga penggunaan Et toi? (e twa) dalam non-formal diubah menjadi lebih formal, menjadi Et vous? (e vu). Arti keduanya Dan kamu? atau And you dalam bahasa Inggris.
AKHIRAN MATI
Bagian ini harus menjadi perhatian bagi penutur bahasa Prancis. (Perhatian juga bahwa tidak semua huruf vokal berada di akhiran suatu kalimat itu diucapkan). Contohnya:
Chat. (s’ya). Dalam bahasa Inggris Cat atau Kucing dalam bahasa Indonesia. Huruf T pada bagian akhir kata Chat itu tidak diucapkan.
Paris. dibaca Pari’. (huruf S seolah menghilang. Bukan Pariss — pakai huruf S).
HURUF ‘H’ MATI
Dalam bahasa Prancis juga dikenal dengan adanya pengabaian huruf konsonan H dalam kalimat. Huruf H, baik terdapat di bagian awal maupun sisipan, tidak diucapkan. Misalnya:
Homme. (om). Pria dalam bahasa Indonesia
L’homme. (lom). The Man dalam bahasa Inggris. (kenapa tidak diucapkan Le hom?)
PENYESAPAN KALIMAT
Penyesapan kalimat kerap terjadi saat kondisi tertentu dalam bahasa Prancis, terlebih dalam penggunaannya ketika diucapkan.
Perubahan penggunaan kata ‘Je’ atau ‘saya’ (dalam bahasa Indonesia) bisa terjadi penyesapan ketika bertemu kata lain dengan tujuan penyederhaan kalimat atau ucapan. Seperti:
Je ne sais pas. (ze ne se pa) yang artinya ‘Saya tidak tahu; atau I don’t know (dalam bahasa Inggris)’.
Ketika terjadi penyesapan:
J’sais pas. (z’se pa) yang artinya sama. Di sini, kata Ne (bermakna bukan atau not dalam bahasa Inggris) menghilang entah ke mana.
Kemudian contoh kalimat lain (yang menyatakan perasaan):
Je suis content. (ze sui kungtong) yang artinya ‘I am happy; atau ‘Saya senang’ dalam bahasa Indonesia.
Ketika dilesapi:
J’suis content. (z’ui kungtong) yang artinya sama.
Terjadinya penyesapan ini diakibatkan oleh penutur asli bahasa Prancis itu sendiri. Mungkin menurut mereka, daripada mereka mengucapkan kalimat Je ne sais pas (yang harus mengucapkan empat suku kata sekaligus) lebih baik menggunakan J’sais pas (yang hanya menggunakan dua suku kata saja).
Dan mungkin itu cukup efisien bagi mereka? Mungkin. Itulah indahnya belajar bahasa. Bahasa juga mengikuti aspek budaya dan praktiknya.
KONSONAN BERTEMU HURUF VOKAL
Akhiran konsonan (huruf-huruf mati) jika bertemu dengan huruf vokal (seperti a) dapat diucapkan atau dibaca atau disambungkan dalam bahasa Prancis, seperti:
Comment allez-vous. Dibaca kumong tale vu (bukan kumong ale vu.)
Huruf T pada akhir kata Comment (yang biasanya diabaikan) digabungkan dengan huruf A pada kata Allez menjadi seperti Tallez-vous (tale vu).
PENGUCAPAN ‘NG’
Saya menyadari dan mulai bertanya: ‘kenapa orang Prancis gemar sekali menggunakan ‘Ng’ ketika ia bicara? Misalnya, coba apa yang ada di kepala kalian ketika membaca kata Chien, Garçon, Content, Saint, Jean, Croissant, dan Mon.
Ya, saya juga.
Chien saya baca: sien.
Garçon saya baca: garson.
Content saya baca: konten.
Saint saya baca: sain.
Jean saya baca: jean.
Croissant saya baca: kroisan.
Mon saya baca: mon.
Ternyata, dalam bahasa Prancis penyebutan berupa akhiran huruf N atau NT tidak diucap N, melainkan Ng.
Chien dibaca: shiang. (Anjing)
Garçon dibaca: garsong.(Bocah laki-laki)
Content dibaca: kungtong(t). (Senang)
Saint dibaca: sang. (Santo)
Jean dibaca: z(y)ong.(John — dalam bahasa Inggris)
Croissant dibaca: k(rh)uasong.
Mon dibaca: mong. (my — dalam bahasa Inggris)
Baru jika penyebutan berupa akhiran huruf N mengandung berupa huruf NE. Penambahan huruf E pada akhiran mengubah pengucapan Ng menjadi N. Contohnya:
Bonne journée. (bon jurne). Artinya Semoga harimu menyenangkan atau Have a good day dalam bahasa Inggris.
KONKLUSI
Tentu saja tulisan ini hanya pandangan bagi orang yang baru belajar bahasa Prancis, ya. Dan pasti tidak melulu orang Prancis berbicara dengan berakhiran ‘Ng’ saja. Masih banyak lagi hal-hal yang unik dari bahasa Prancis, seperti pengucapan ‘R’ dalam Prancis dan lain sebagainya.
Bagi yang sedang belajar bahasa Prancis, semoga lebih bersemangat lagi. Atau siapapun pembaca artikel ini yang sedang menguasai bahasa asing, terus belajar lebih giat.
Terima kasih bagi yang sudah membaca tulisan ini dari awal hingga akhir. Artikel ini hanya merupakan curahan hati sang penulis dalam kegelisahan dalam proses belajarnya. Au revoir!*