Apakah Kita Bisa Menulis Cerita Pendek Setiap Hari?

Donny Setiawan
3 min readMar 20, 2024
Potret H.G. Wells

Terinspirasi oleh kumpulan cerita pendek H.G. Wells, saya memberanikan diri untuk mencoba menulis kumpulan cerita pendek pertama saya.

Baru-baru ini saya hanya baru menulis sekitar 300–500 kata fiksi kilat, hampir menjadi cerita pendek, dan untuk dapat dibilang cerita pendek yang rata-rata sekitar 1000–3000 kata itu butuh dikembangkan lagi.

Cerita pendek pertama saya, yang ditulis juga merupakan inspirasi dari cerita pendek lain, berjudul ‘Stasiun’. Anda bisa membaca karya tersebut dalam link ini. Karya tersebut juga masih bisa dibilang fiksi kilat karena tertulis sekitar 582 kata.

Berbekal pengalaman menulis beberapa fiksi kilat, yang sempat diterbitkan di wattpad, saat ini mungkin waktu yang tepat untuk mewujudkan angan saya menulis kumpulan cerita pendek yang terinspirasi penulis ternama H.G. Wells.

Persiapan

Awalnya saya ingin mewujudkan keinginan ini dilakukan ketika awal tahun baru 2024 — sekitar bulan Januari, namun entahlah apakah sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk mewujudkannya? Mungkin.

Cerpengram

Cerpengram diciptakan atau diperkenalkan oleh Peng Kheng Sun, yang sangat membantu saya dalam menulis cerita-cerita fiksi kilat belakangan hari, adalah alat bantu saya dalam menulis cerita pendek nanti.

Ada beberapa langkah penting yang disajikan dalam Cerpengram, yaitu cerpengram 1 sampai 5.

a. Cerpengram Ia

  • langkah menentukan Tema dan Judul

b. Cerpengram Ib

  • langkah menentukan Nama, Profil, dan Perilaku (dengan menggunakan tabel)

c. Cerpengram II

  • langkah menentukan Penampilan Fisik (dengan menggunakan tabel)

d. Cerpengram IIIa

  • langkah menentukan Aksesori

e. Cerpengram IIIb

  • langkah menentukan Alur Cerita (diambil dari beberapa cerita pendek lain)

f. Cerpengram IV

  • langkah menentukan Dialog dan Deskripsi (diambil dari beberapa cerita pendek lain)

g. Cerpengram V

  • langkah menentukan Narasi Pembuka dan Penutup (diambil dari beberapa cerita pendek lain)

Adapun beberapa langkah penulisan yang sedikitnya membantu saya dalam menulis draf pertama cerita pendek nanti, yaitu:

Pra-tulis

  • Langkah 1 = menentukan benih cerita: kata benda dan peristiwa
  • Langkah 2 = menulis narasi berdasarkan kata benda dan peristiwa (tanpa melupakan unsur konflik di dalamnya)
  • Langkah di awal atau setelahnya (opsional) = menentukan judul dan tema cerita

Menulis Naskah

  • Langkah 4= menulis narasi lanjutan dengan menambah unsur: nama, profil, dan perilaku tokoh
  • Langkah 5= menulis narasi lanjutan dengan menambah unsur: fisik tokoh
  • Langkah 6= menulis narasi lanjutan dengan menambah unsur: aksesori para tokoh/tokoh kunci
  • Langkah 7 = menulis ulang dengan menambahkan unsur: narasi pengenalan, konflik, klimaks (naik), anti-klimaks (turun), dan penyelesaian
  • Langkah 8 = menulis ulang dengan menambahkan unsur: dialog, deskripsi atau deskripsi khusus (deskripsi lima indera)
  • Langkah di awal atau setelahnya (opsional) = menulis ulang dengan menambahkan unsur: narasi pembuka dan narasi penutup.

Halangan

Tiada perencanaan yang sempurna. Begitupun persiapan kali ini, yang bahkan mungkin seperti persiapan-persiapan sebelumnya yang sempat kandas.

Masalah penundaan masih merupakan halangan terbesar saya dalam menulis. Ketakutan hasil yang tidak sempurna. Apalagi rasa malas dan hilangnya mood atau suasana perasaan.

Meski begitu, saya ingin, setidaknya menulis beberapa cerita pendek atau fiksi kilat sekitar 200 sampai 300 kata dalam sehari, untuk berproses setiap harinya walau hasilnya terlihat sedikit. Demi mewujudkan keinginan yang terbesar lagi, yaitu menjadi penulis.

Baca kumpulan cerita pendek yang sudah saya terbitkan di sini.

Baca juga ‘Orang-Orang Kotabuku’ yang sedang saya tulis di sini.***

--

--

Donny Setiawan

Penggemar Bahasa, Sastra, dan Seni. | Language and Art enthusiast.